
Taiwan National Center for Research on Earthquake Engineering (NCREE) kembali sukses menggelar kompetisi IDEERS. Kompetisi desain struktur dan pengujian bangunan tahan gempa skala Internasional ini menjadi ajang pertemuan para mahasiswa dari berbagai negara. Pada tahun ini, kompetisi tersebut diikuti 48 tim mahasiswa dari berbagai negara, termasuk Indonesia, Malaysia, Singapura, hingga Korea Selatan. Acara ini selenggarakan selenggarakan di National Centre For Research On Earthquake Engineering (NCREE), Taipei, Taiwan pada 19 – 21 September 2024. Selama tiga hari penuh, para peserta beradu kreativitas dan inovasi dalam merancang struktur bangunan yang tidak hanya kokoh, tetapi juga memiliki nilai estetika tinggi.
Dibawah bimbingan dua dosen berpengalaman Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, yaitu Dr. Eng. Ir. Ming Narto Wijaya, S.T., M.T., M.Sc., IPM., ASEAN Eng. dan Ir. Ari Wibowo, S.T., M.T., Ph.D., IPU. Kolaborasi apik empat mahasiswa berbakat, yaitu Ikhsan Ghani R. (S’22), Akmal Maulana I. (S’22), Sang Ayu Made Sapna A. P. (S’22), Clarisha Sandra D. P. S. (S’22) telah menunjukkan dedikasi tinggi dalam kompetisi bergengsi ini dalam menciptakan bangunan tahan gempa. Berdasarkan keputusan panitia, keempat mahasiswa ini ditetapkan sebagai Tim C-44 untuk mengikuti kompetisi.
Proses persiapan kompetisi tahun ini dimulai dengan dengan tahap perencanaan yang matang. Berbagai desain benda uji dirancang, mengacu pada pengalaman tahun-tahun sebelumnya dan masukan berharga dari dosen pembimbing. Proses perakitan awal yang memakan waktu cukup lama, sayangnya belum memenuhi standar yang diharapkan. Kritik dari dosen pembimbing yang menyebut hasil kerja kami mirip karya anak TK justru semakin memacu tim untuk berpikir lebih kritis dan menghasilkan karya yang lebih inovatif.
Perjalanan menuju kompetisi dimulai dini hari tanggal 19 September 2024. Dengan semangat membara, Tim C-44 menempuh jalur darat dari Kota Malang menuju Bandara Juanda, Surabaya. Setelah menempuh penerbangan dari Surabaya ke Brunei Darussalam, perjalanan dilanjutkan menuju Taiwan. Setibanya di Taipei, malam itu Tim C-44 disambut hangat dalam sebuah welcome party. Sebagai bentuk perwakilan Indonesia, salah satu anggota Tim C-44 pun unjuk kebolehan dengan menyanyikan lagu daerah ‘Manuk Dadali’, membaur dengan meriahnya suasana bersama tim-tim peserta lainnya.
Pada hari kedua kompetisi IDEERS 2024, Tim C-44 melakukan perakitan selama 5 jam 30 menit, mereka harus merakit model bangunan menggunakan alat dan bahan yang sebelumnya belum pernah mereka gunakan. Perbedaan signifikan antara peralatan di Malang dan lokasi lomba membuat tim harus cepat beradaptasi. Berdasarkan pengalaman mengikuti kompetisi serupa, tim telah mempersiapkan alat bantu tambahan seperti pahat, cutter, dan bolpoin untuk membantu proses perakitan.
Model yang dirakit adalah struktur gedung dengan ketinggian minimal 50 cm dan maksimal 75 cm. Menggunakan bahan utama kayu MDF Ukuran 4 x 5.5 mm sebagai struktur utama. Penyelenggara menyediakan kayu MDF 4 x 5.5 mm sepanjang 70 cm yang berjumlah 30 batang, karet gelang 16 buah, tali katun 4 m, Hot-Melt Glue Stick diameter 6 mm berjumlah 20 buah. Tim C-44 sendiri membuat model dengan tinggi 55 cm denga berat gross 741 gram. Setelah proses perakitan selesai, setiap model bangunan akan melalui tahap evaluasi untuk memastikan kesesuaiannya dengan Terms of Reference (TOR) yang telah ditetapkan. Ketidaksesuaian dengan TOR akan berakibat pada pengurangan nilai akhir bangunan. Sebelum dilakukan pengujian pada shaking table di hari berikutnya, seluruh model akan dipamerkan.
Setelah melewati proses perakitan yang panjang dan melelahkan, malam penghargaan IDEERS 2024 berlangsung pada hari ketiga. Kerja keras dan dedikasi mereka akhirnya membuahkan hasil yang manis. Tim C-44 berhasil menyabet tiga penghargaan sekaligus, yaitu Quake Resistance Award, Certificate of Excellent For Efficiency Ratio, Design Concept Exhibition Award. Prestasi ini menunjukkan keunggulan desain mereka yang tidak hanya kuat dan efisien, tetapi juga inovatif dan menarik.
Dalam tantangan perakitan bangunan tahan gempa, Tim C-44 berhasil membuktikan kapasitasnya dengan menyelesaikan tugas dalam waktu 5 jam 30 menit. Awalnya, target mereka hanya mampu menahan gempa hingga 600 gal dan bahkan tidak menargetkan posisi 10 besar. Dengan keterbatasan beban bangunan sebesar 18, dibandingkan beban maksimal 24, harapan untuk meraih prestasi tinggi tampak tipis. Namun, semangat pantang menyerah membawa mereka melampaui ekspektasi. Hasil akhir menunjukkan bahwa bangunan rancangan mereka mampu menahan guncangan hingga 700 gal, sebuah pencapaian yang luar biasa. Penghargaan Quake Resistance Award menjadi bukti nyata atas kerja keras dan dedikasi Tim C-44.
”Kami sangat bersyukur atas bimbingan Bapak Ari yang selalu sabar dalam memberikan arahan, serta Bapak Ming yang selalu memotivasi kami untuk terus berinovasi. Himpunan Teknik Sipil, khususnya AMERA, telah menyediakan fasilitas yang lengkap sehingga kami dapat bekerja dengan nyaman. Tak lupa, kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang selalu siap membantu. Pengalaman ini akan menjadi bekal berharga bagi kami untuk menghadapi tantangan di masa depan.”
